Ibnu Abbas RA menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda :
“Barangsiapa memiliki seorang anak perempuan lalu ia tidak menguburnya hidup-hidup, tidak menistakannya, dan tidak lebih mengutamakan anak laki-lakinya dari padanya, niscaya Allah akan memasukkannya ke Surga” (HR. Abu Daud.)
Penjelasan hadist diatas,
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat kepada engkau, Wahai Rasulullah.
Allah mengutus engkau sebagai rahmat bagi alam semesta, Engkau sangat sayang terhadap orang yang lemah dan sangat baik terhadap semua manusia. Allah mengutus engkau dengan membawa semangat kemudahan dan toleransi, Engkau mengajak kepada persaudaraan. cinta kasih dan sayang. Engkau himpun manusia pada iman dan Islam untuk saling mengasihi, saling menyayangi, saling menolong, serta saling membantu.
Engkau telah berlaku adil terhadap wanita dalam kapasitasnya sebagai anak kecil, atau remaja, atau isteri, atau ibu. Engkau menjelaskan bahwa kaum wanita itu adalan belahan kaum laki-laki. Kaum wanita itu memiliki hak yang sama seperti kaum laki-laki dengan cara yang makruf, dan kaum laki-laki memiliki kelebihan satu tingkatan atas kaum wanita.
Engkau dianugerahi beberaa anak perempuan lalu engkau muliakan mereka dan engkau didik mereka sehingga engkau digelari ayah para puteri.
Engkau melarang membunuh anak-anak perempuan karena mereka tidak memiliki dosa apapun. Mereka juga mahluk ciptaan Allah SWT, Sang Maha Pencipta lagi Sang Maha Pemberi Rezeki.
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar. (Al Isra’ : 31)
Kemudian apa dosa mereka hingga anak-anak perempuan itu harus mereka bunuh? Mereka sama sekali belum pernah melanggar dosa. Allah SWT berfirman :
وَإِذَاالْمَوْؤُودَةُسُئِلَتْ dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya,
بِأَيِّذَنبٍقُتِلَتْ karena dosa apakah dia dibunuh, (At -Takwiir : 8-9)
Sesungguhnya Islam melarang mengubur anak-anak perempuan hidup-hidup. Islam menjelaskan bahwa mereka adalah ciptaan Allah Sang Maha Pencipta lagi Sang Maha Pemberi Rezeki. Mereka memiliki kesamaan dengan anak laki-laki dari segi kemanusiaan, tanggung jawab, dan balasan amal. Allah SWT berfirman :
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan alam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (An Nahl : 97)
Islam memuliakan anak perempuan sejak masa pertumbuhan. Islam menyuruh untuk mengajarinya, mendidiknya, dan membekalinya dengan akhlak, karena ia adalah aset umat dimasa yang akan datang. Sekarang ia adalah anak perempuan, besok ia akan menjadi seorang isteri, dan pada masa berikutnya ia akan menjadi seorang ibu.
Rasulullah SAW bersabda :
“Barangsiapa membawa oleh-oleh dari pasar untuk anak-anaknya, maka seolah-olah ia membawakan sedekah bagi mereka, sehingga ia letakkan untuk mereka, dan hendaklah ia mulai dari anak perempuannya, karena sesungguhnya barangsiapa yang membahagiakan anak perempuan, seolah-olah ia telah menangis takut kepada Allah”
Bagi Islam, memuliakan anak perempuan sama halnya memuliakan generasi yang akan datang, dan bahkan seluruh umat manusia. Sebab, seorang wanita selaku penerus para ibu yang mengasuh seorang secara alami adalah yang mencetak kaum laki-laki yang menjadi tokoh pemimpin.
Islam juga memuliakan seorang wanita dengan cara menyuruh agar supaya mereka diajari, dididik dan diperkenalkan pada hak-hak Allah, hak-hak kedua orang tua, hak-hak suami dan hak-hak anak. Islam mewajibkan menuntut ilmu bagi setiap muslim yang laki-laki maupun yang perempuan.
Rasulullah SAW bersabda :
“Barangsiapa memiliki seorang anak perempuan, lalu ia mendidiknya dengan sebaik mungkin, memeliharanya dengan sebaik mungkin, dan memberikan kepadanya dari karunia Allah yang ia dapatkan, niscaya baginya anak perempuan itu akan menjadi benteng kanan kiri dari nereka.”
Kenaikan apa lagi, bahkan balasan dan nikmat apa lagi yang lebih besar dari pada balasan tersebut?
Subhanallah……
(Diambil dari buku Hadits-hadits Pilihan - Dibawah Naungan Sunnah karya DR. Abdullah Syahaatah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar